Peserta Didik Dalam Perspektif Pendidikan Islam
PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok Mata kuliah : Ilmu Pendidikan Islam Dosen Pengampu : Mawi Khusni A., M.Pd.I.
Disusun oleh: Kelompok 7 1. Annis Fikriatun Jamil 1817402136 2. Khikmatul Khanifah 1817402149 3. Rayfaldy Maretito 1817402163
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PURWOKERTO 2019
PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM A. PENDAHULUAN
Dalam Undang-undang Pendidikan No. 20 tahun 2003, kata yang dipakai
ialah kata peserta didik, bukan siswa, pelajar, murid atau juga mahasiswa.
Semua kata diatas sebenarnya mencakup seluruhnya. Pada kata peserta didik
tak melulu mengenai pendidikan formal, namun juga mencakup pendidikan
non-formal. Pada era kini, peserta didik tidak hanya dipandang sebagai
sasaran atau objek pendidikan namun juga sebagai objek pendidikan dengan
melibatkan peserta didik dalam berbagai permasalah yang ada di lingkungan
pembelajaran peserta didik.
Dengan hal ini, peserta didik merupakan subjek yang memerlukan ilmu,
pengetahuan dan bimbingan. Agama Islam memiliki pandangan tersendiri
mengenai hakikat ilmu, yakni ilmu berasal dari Allah, dan proses
memperolehnya dari seorang pendidik. Karena ilmu berasal dari Allah, Tuhan
semesta alam, maka ada konsekuensi pada diri peserta didik dengan
menghiasi diri seorang peserta didik dengan cara berakhlak yang baik dengan
Allah.
Dengan hal itu, muncul norma-norma yang mengatur peserta didik sebagai
penuntut ilmu karena ilmu-ilmu tersebut dari Allah. Hal ini menunjukkan
bahwa pentingnya akhlak kepada Allah dalam proses belajar mengajar, tak
hanya mementingkan esensi transfer of knowledge saja namun juga mengenai
transfer of value.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Peserta Didik
Peserta didik secara etimologi dalam bahasa arab yaitu Tholib yang
artinya murid, yang mengandung makna seorang yang sedang mencari
ilmu atau bisa juga diartika anak didik yang sedang mendapat pengajaran
ilmu. Dalam perspektif Islam, ilmu yang didapatkan oleh seorang peserta
1
didik itu didapatkan melalui belajar.1 Dalam ilmu psikologi peserta didik
diartikan sebagai seorang individual yang sedang membutuhkan
bimbingan untuk mencapai sebuah potensi. Dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, peserta didik diartikan
salah satu individual yang sedang berusaha mengembangkan kretifitas dan
potensi dengan proses pembelajaran yang sudah disediakan. Pengertian
tersebut dapat diartikan bahwa peserta didik memang diwajibkan untuk
menempuh dengan berjenjang dan sesuai yang terpogramkan. Peserta
didik juga dimaknai pula sebagai individu yang belum mencapai tingkat
kedewasaan dan mempunyai beberapa potensi dasar yang mampu
dikembangkan. Dalam artian peserta didik memang harus diberi
bimbingan dan diberi arahan dari pendidik untuk menjadi dewasa dan
berkembang. Dalam perkembangan peserta didik, potensi-potensi yang
muncul tak kurang dari sepertiga datang dari keturunan (keluarga)
sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh lingkungan.2
Dari banyak deskripsi di atas disimpulkan bahwa peserta didik
adalah, pertama peserta didik diartikan sebagai manusia. Kedua, peserta
didik merupakan subjek belajar. Ketiga, peserta didik mempunyai bekal
potensi dasar.3
2. Tujuan Pendidikan Islam
Omar Muhammad At-Taumy Asy-Syaibani berpendapat, bahwa
tujuan pendidikan islam yaitu perubahan pada tingkah laku individu pada
kehidupan pribadi, masyarakat serta alam sekitarnya dalam proses
pendidikan dan pengajaran sebagai aktivisasi asasi dan proporsi di antara
profesi.4 Berdasarkan konsep ini maka pendidikan tidak mencapai tujuan
apabila pada siswa tidak ada perubahan. Tujuan pendidikan bukan
1 Sakrim Miharja,. (Peserta Didik dalam Perspektif Hadits, Jispo, 2016 Vol. VI, No. 1) hal. 59
2 Martinis Yamin, Orientasi Baru Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Referensi) hal. 43.3
Nursalim, Ilmu Pendidikan .(Depok: Rajawali Printing, 2018) hal 69-70. 4 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: AMZAH, 2010) hal. 51.
2 berbentuk tetap dan statis, tetapi keseluruhan dengan seluruh aspek
Nursalim, Ilmu Pendidikan .(Depok: Rajawali Printing, 2018) hal 69-70. 4 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: AMZAH, 2010) hal. 51.
2 berbentuk tetap dan statis, tetapi keseluruhan dengan seluruh aspek
kepribadiannya. Menurut pendapat A. Daing Marimba, tujuan mempunyai beberapa
fungsi diantaranya:
a. Mengakhiri usaha, setiap usaha mempunyai awal dan akhir. b. Mengarahkan usaha, bahwa usaha akan mempunyai arah yang jelas
apabila memiliki tujuan yang jelas. c. Sebagai titik utama mencapai tujuan lain. d. Memberi nilai pada usaha, suatu sistem dan nilai-nilai tertentu akan
lebih terlihat.
Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan islam yang jelas
sangatlah penting, apabila perumusan tujuannya tidak jelas, maka akan
sulit diketahui selesai tidaknya proses pendidikan. Tujuan akhir akan
mengandung nilai islami dalam segala aspek, diantaranya :
a. Aspek Normatif
Memiliki tujuan yang ingin dicapai berdasarkan norma yang
hendak diinternalisasikan atau proses yang dilakukan secara berkali-
kali dalam meniru tindakan orang lain. b. Aspek Fungsional
Memiliki tujuan kepada kemampuan peserta didik agar
berfungsinya psikomotorik setelah adanya pendidikan. c. Aspek Operasional
Mempunyai tujuan sasaran teknis managerial atau orang yang
mendapatkan hasil melalui orang lain.
Hal ini akan menimbulkan pencapaian tujuan pendidikan yang
mengandung adanya resiko mental spiritual.
Ibnu Khaldun merumuskan tujuan pendidikan Islam dengan QS. Al-
Qashash (28) : 77
َاييننددلا نيمم كيبيينصم ني سي ننتي لي وي ةيريخم لني ا رياددلا لل ا كي َاتياءي َآميينفم غمتيبنوي
Artinya :
3
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupa bagian dari
(kenikmatan) duniawi.”
Menurutnya tujuan pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu :
a) Berorintasi Ukhrawi
Yaitu membentuk seorang hamba agar melakukan kewajiban Allah.
b) Berorientasi Duniawi
Yaitu membentuk manusia mampu menghadapi permasalahan
dalam kehidupan.
3. Fungsi Pendidikan Islam
a. Pendidikan Sebagai Pengembangan Potensi Ada tujuh macam potensi bawaan manusia: 1) Al-Fitrah (Citra Asli)
Hal ini berisi tentang manusia yang berpotensi baik ataupun buruk.
2) Struktur Manusia
Hal ini terdiri dari jasmani, rohani, dan nafsani.
3) Al-Hayah (Vitality)
Hayah mempunyai arti daya, tenaga, energi, ataupun vitalitas hidup
manusia.
4) Al-Khuluq (Karakter)
Karakter mempunyai arti watak, perangai, sifat dasar.
5) Ath-Thab’u (Tabiat)
Tabiat manusia mengarah pada perilaku baik dan buruk.
6) As-Sajiyah (Bakat)
7) As-Sifat (Sifat-Sifat)
8) Al-‘Amal (Perilaku) b. Pendidikan Sebagai Pewaris Budaya c. Interaksi Antara Potensi Dan Budaya 4. Tugas dan Tanggung Jawab Peserta Didik
8) Al-‘Amal (Perilaku) b. Pendidikan Sebagai Pewaris Budaya c. Interaksi Antara Potensi Dan Budaya 4. Tugas dan Tanggung Jawab Peserta Didik
Pada tiap-tiap proses pembelajaran mestinya harus memiliki
tujuan-tujuan yang dicapai oleh masing-masing perserta didik, maka dari
itu untuk mewujudkannya yaitu dengan senantiasa menyadari tugas dan
tanggung jawab peserta didik, diantaranya:
a. Sebelum memulai aktivitas belajar mengajar hendaknya peserta didik
a. Sebelum memulai aktivitas belajar mengajar hendaknya peserta didik
membersihkan jiwanya terlebih dahulu, menjauhkan sifat-sifat buruk
dari diri peserta didik baik berupa pikiran-pikiran kotor ataupun lain
sebagainya.
b. Perserta didik belajar harus dengan maksud mengisi hatinya agar dapat
b. Perserta didik belajar harus dengan maksud mengisi hatinya agar dapat
mendekatkan diri kepada Allah. .
c Peserta didik selalu bersedia mencari ilmu di berbagai tempat yang
c Peserta didik selalu bersedia mencari ilmu di berbagai tempat yang
jauh sekalipun, meskipun meninggalkan orang-orang terkasihi.
d. Peserta didik hendaknya selalu menghormati dan memuliakan guru.
e. Peserta didik hendaknya selalu mengulang-ngulang pelajaran yang telah ia pelajari, terlebih lagi memanfaatkan waktu di waktu-waktu yang tepat dalam mengulang pelajaran seperti waktu menjelang subuh.5
d. Peserta didik hendaknya selalu menghormati dan memuliakan guru.
e. Peserta didik hendaknya selalu mengulang-ngulang pelajaran yang telah ia pelajari, terlebih lagi memanfaatkan waktu di waktu-waktu yang tepat dalam mengulang pelajaran seperti waktu menjelang subuh.5
5. Kode Etik Peserta Didik
Kode etik peserta didik adalah kewajiban bagi seorang peserta
didik dalam proses belajar mengajar. Imam al-Ghazali menjelaskan
mengenai kode etik peserta didik, terdapat sebelas poin penting
diantaranya:
a. Belajar dengan niat beribadah kepada Allah (mendekatkan diri kepada
a. Belajar dengan niat beribadah kepada Allah (mendekatkan diri kepada
Allah), sehingga dalam proses belajar mengajar, peserta didik dituntut
untuk selalu mensucikan jiwanya dari akhlak yang tercela.
Sebagaimana tertuang dalam QS. Al-An’am, 6: 162 dan QS. Adz-
Dzariyat, 51: 56.
5 Musaddad Harahap,. (Esensi Peserta Didik dalam Persperktif Pendidikan Islam, Jurnal Al-Thariqah, 2016 Vol. I, No. 2) hal. 151.
b. Mengurangi kecenderungan terhadap hal-hal yang bersifat duniawi
b. Mengurangi kecenderungan terhadap hal-hal yang bersifat duniawi
ketimbang masalah ukhrawi, hal ini termasuk cerminan QS. Adh-
Dhuha, 93: 4.
c. Sikap rendah hati, yakni dengan meninggalkan kepentingan pribadi
c. Sikap rendah hati, yakni dengan meninggalkan kepentingan pribadi
untuk untuk kepentingan pendidik atau seorang guru.
d. Menjernihkan dan menjaga pikiran dari hal-hal yang membuat
d. Menjernihkan dan menjaga pikiran dari hal-hal yang membuat
perpecahan, sebagaimana munculnya kelompok-kelompok radikal atau
terorisme.
e. Mempelajari ilmu-ilmu terpuji.
f. Sistem belajar dengan berjenjang atau bertahap, yakni dengan mulai dengan pembelajaran yang nyata (konkret) menuju pembelajaran yang tak nyata (abstrak), sebagaimana telah tercantum dalam QS. Al-
e. Mempelajari ilmu-ilmu terpuji.
f. Sistem belajar dengan berjenjang atau bertahap, yakni dengan mulai dengan pembelajaran yang nyata (konkret) menuju pembelajaran yang tak nyata (abstrak), sebagaimana telah tercantum dalam QS. Al-
Insyiqaq, 84: 19.
g. Belajar ilmu hingga tuntas, ketika telah tuntas tambah lagi dengan ilmu yang baru, dengan hal itu peserta dituntut agar menggali ilmu secara
g. Belajar ilmu hingga tuntas, ketika telah tuntas tambah lagi dengan ilmu yang baru, dengan hal itu peserta dituntut agar menggali ilmu secara
mendalam.
h. Mengenal esensi-esensi yang terkandung dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan yang dipelajari peserta didik, dengan demikian dapat
h. Mengenal esensi-esensi yang terkandung dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan yang dipelajari peserta didik, dengan demikian dapat
menambah semangat peserta didik dalam menuntut ilmu.
i. Mendahulukan ilmu-ilmu agama dibanding ilmu-ilmu dunia.
j. Mengenal nilai-nilai yang mampu berguna pada tiap-tiap ilmu pengetahuan, yang mampu mendatangkan kebahagiaan dan mampu
i. Mendahulukan ilmu-ilmu agama dibanding ilmu-ilmu dunia.
j. Mengenal nilai-nilai yang mampu berguna pada tiap-tiap ilmu pengetahuan, yang mampu mendatangkan kebahagiaan dan mampu
membawa dampak pada kehidupan dunia dan akhirat.
k. Peserta didik hendaknya selalu tunduk dan patuh pada nasihat, perilaku seorang pendidik dan mengikuti apa-apa yang diajarkan oleh pendidik.6
k. Peserta didik hendaknya selalu tunduk dan patuh pada nasihat, perilaku seorang pendidik dan mengikuti apa-apa yang diajarkan oleh pendidik.6
C. SIMPULAN
Dari penjelasan diatas, peserta didik ialah murid atau juga bisa dikatakan seorang yang sedang dalam proses tahap belajar atau mencari ilmu, atau juga
Dari penjelasan diatas, peserta didik ialah murid atau juga bisa dikatakan seorang yang sedang dalam proses tahap belajar atau mencari ilmu, atau juga
bisa dikatakan seorang yang memiliki kebutuhan untuk dibimbing untuk
mengembangkan potensi-potensi dalam diri.
Dalam sistem pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki tugas dan
tanggung jawab tersendiri, semisal dalam tugasnya seorang peserta didik
6 Ibid., hal. 106.
6
ialah fokus belajar, dalam pandangan Islam belajarnya seorang pendidik
harus didasari agar setiap pembelajarannya dapat mendekatkan diri peserta
didik dengan Tuhannya, Allah.
Pada masalah adab ataupun etika, peserta didik hendaknya selalu
memperhatikannya, karena hal ini amat penting untuk bisa mendapatkan
keberkahan pada tiap-tiap ilmu yang dipelajarai peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Musaddad Harahap,. Esensi Peserta Didik dalam Persperktif Pendidikan Islam,
Jurnal Al-Thariqah, 2016, Vol. I, No. 2: 151. Nursalim. 2018. Ilmu Pendidikan. Depok: Rajawali Printing. Sakrim Miharja,. Peserta Didik dalam Perspektif Hadits, Jispo, 2016, Vol. VI,
No. 1: 59 Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah. Yamin, Martinis. 2012. Orientasi Baru Ilmu Pendidikan, Jakarta: Pustaka
Referensi.
9